Kromengan(31/1), LPPM UNIRA Malang berkolaborasi dengan petani kopi di kawasan lereng gunung Kawi menyelenggarakan Focus Group Discussion yang bertema “Upaya Mewujudkan Ketahanan Pangan Melalui Sinergi Multi Pihak Dalam Pengembangan Teknologi dan Potensi Kopi Lereng Gunung Kawi” pada hari selasa 31 Januari 2023.
Bertempat di rumah limasan tepatnya di Desa Jambuwer Kecamatan Kromengan, FGD ini membahas 4 point utama yakni, pertama tentang realitas kekinian dan kedisinian yang dihadapi oleh para petani kopi di Kawasan lereng gunung Kawi. Secara garis besar permasalahan para petani kopi lereng gunung Kawi yaitu efisiensi waktu pemrosesan kopi dimana hampir keseluruhan proses dilakukan dengan manual dan belum menggunakan mesin. Poin kedua yaitu perlunya petani berdaulat untuk menentukan harga, bukan semata-mata dilimpahkan ke mekanisme pasar yang memberikan harga murah dan kurang menguntungkan bagi petani kopi. Yang ketiga, perihal pengembangan teknologi tepat guna berupa mesin sizing kopi yang dikembangkan oleh Program Studi Teknik Mesin Fakultas SAINTEK UNIRA Malang. Mesin ini dirancang untuk mengubah proses manual ke teknologi mesin, hal ini tentu membuat waktu pemrosesan lebih efektif dan efisien. Mesin ini mampu memproduksi 2 kwintal kopi dalam durasi 1 jam, dengan output biji kopi pada ayakan pertama 8 mm, ayakan kedua 7 mm dan ayakan ketiga 6 mm. Mesin ini menggunakan motor penggerak berkapasitas 1 PK.
Poin keempat dalam FGD ini yaitu membaca peluang ekspor kopi ke Turki, yang mendatangkan narasumber bernama Alkiko yukimasari melalui zoom meeting dari Marmara.id, perusahaan bergerak dibidang eksportir komoditas pertanian dan UMKM di luar negeri. Ia menyampaikan bahwa ada standar kopi yang harus dipenuhi sebelum di ekspor ke negara Turki mulai dari kandungan air, kualitas kopi, dan rasa kopi. Alkiko juga menambahkan bahwa kualitas kopi lereng gunung Kawi mirip dengan kopi dari Brazil yang merupakan kopi nomor 1 di dunia untuk saat ini.
Terakhir, membahas tentang perlunya konsolidasi para petani kopi di kawasan lereng gunung Kawi untuk menginisiasi pengurusan Indikasi Geografis supaya identitas kopi lereng gunung kawi menjadi milik warga dan berdampak secara ekonomis bagi warga lokal. Menurut Sukadianto, petani kopi dari Desa Sumberdem, Kecamatan Wonosari, beberapa syarat untuk pengurusan Indikasi Geografis juga telah mulai disusun seperti luasan lahan yang minimal 500 hektar, sosial dan budaya, mutu kopi, sejarah kopi dikawasan ini dan sebagainya.
LPPM UNIRA Malang merasa perlu untuk bersinergi dan berkolaborasi dengan para petani kopi di kawasan lereng gunung Kawi kabupaten Malang untuk merencanakan pengurusan Indikator Geografis agar potensi kopi di kawasan ini dapat memberi manfaat bagi masyarakat sekitar gunung Kawi. Muhamad Imron selaku kepala LPPM Menyampaikan “Komitmen kami, keberadaan kampus UNIRA Malang harus memberikan kontribusi riil bagi kabupaten Malang sebagai konsekuensi kampus ini berada di kabupaten Malang. Sejak berdiri, kampus ini memiliki keberpihakan nyata untuk penguatan kapasitas masyarakat pedesaan, dan beberapa desa di kawasan lereng gunung Kawi telah menjadi mitra UNIRA Malang” ungkapnya.




